TEKS 1
Antara Pencuri Sandal dan Koruptor
Pada suatu persidangan, seorang hakim menjatuhi hukuman 5 tahun terhadap pemuda berusia 23 tahun. Pemuda tersebut bernama Adi, Ia terbukti bersalah karena mencuri sepasang sandal di masjid.
Adi: “Lho tunggu dahulu Pak Hakim, sandal yang saya curi hanya berharga Rp 30.000. Mengapa saya dihukum 5 tahun penjara Pak? Sementara para koruptor yang mencuri uang rakyat dalam jumlah besar lebih ringan hukumannya?”
Hakim: “Saudara Adi, Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sementara itu, para koruptor merugikan 200 juta orang senilai 2 miliar rupiah. Jika dirinci kerugian yang ditimbulkan dari tindak korupsi hanya Rp 10 per orang.”
Adi: “Lalu?”
Hakim: “Lalu apa lagi? Jelas-jelas tindakan Anda jauh lebih merugikan orang lain. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Anda saya berikan hukuman lebih berat.”
Adi: (Pingsan)
TEKS 2
Kursi yang Membuat Lupa
Pada suatu siang, ada dua bocah yang sedang asyik bercanda di bawah pohon pisang.
Doni : “Ham, kita main tebak-tebakkan yuk. Kursi, Kursi apa yang bisa membuat orang lupa ingatan?”
Ilham : “Ya jawabannya jelas kursi goyang dong. Orang yang duduk di kursi goyang akan mengantuk hingga tertidur. Saat tertidur orang pasti lupa segala-galanya.”
Doni : (tertawa) “Meski lucu jawabannya ternyata salah Ham.”
Ilham : “Terus kursi apa dong?”
Doni : “Jawabannya adalah kursi DPR Ham.”
Ilham : “Tunggu dahulu Don, kok jawabannya bisa kursi DPR?”
Doni : “Jelas jawabannya kursi DPR dong. Coba kamu ingat lagi sebelum duduk di kursi DPR banyak sekali caleg yang berjanji manis agar dipilih rakyat. Tetapi, setelah berhasil menduduki kursi DPR sekejap mereka hilang ingatan akan janjinya tersebut.”
Ilham : (tertawa) “Oh iya ya, ada betulnya juga kamu Ham.”
TEKS 3
Baju Tahanan KPK
Ada dua orang kader dari partai politik yang berbeda sebut saja namanya Gilang dan Galang. Keduanya sama-sama bermaksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Setelah menyerahkan berkas administrasi ke kantor KPU daerah, mereka pergi minum kopi bersama ke kantin. Di sana, mereka terlibat sebuah perbincangan yang seru.
Gilang : “Lang, politisi di negeri kita ini sudah banyak yang kaya.”
Galang : “kalau soal itu kamu tak perlu bilang saja aku sudah tahu lang.”
Gilang : “Ya saking kayanya sampai mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Galang : “Lho, maksudmu baju termahal itu apa? Brand Bape, Stussy, atau Champion?”
Gilang : “Ah, itu mah aku juga bisa beli.”
Galang : “Lantas, apa sih baju termahal di Indonesia?”
Gilang : “Kamu ini gimana toh lang kok ya nggak update gitu lho. Baju termahal di Indonesia ya itu tuh baju KPK yang warna orange.”
Galang : “Welaah, kok malah baju KPK toh lang?”
Gilang : “Mbok ya dipikir toh lang. Gini lho, seorang politisi yang bisa memakai baju KPK minimal harus mencuri uang rakyat sejumlah 1 miliar. Setelah tertangkap barulah mereka bisa memakai baju termahal di Indonesia ini.
Galang : “Oalaah itu toh maksud kamu, baru ngerti aku.”
Mereka berdua kemudian memesan kopi satu cangkir lagi. Kemudian, mereka berdua termenung sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah naik status sosialnya karena memakai baju termahal di Indonesia.
TEKS 4
Gara Gara Takut Istri
Pada suatu hari yang lumayan mendung, datanglah seorang pria bertubuh kekar ke sebuah rumah sakit. Namun terlihat ada yang aneh, kedua telinga pria itu melepuh dan terlihat seperti ada bekas terbakar.
Kemudian pria bertubuh kekar tersebut masuk ke ruangan dokter.
Dokter: Silahkan, ada yang bisa saya bantu, mas?
Kekar: Ini telinga saya dok, tolong.
Dokter: Telinganya kenapa mas? Coba ceritakan pada saya.
Kekar: Gini dok, meskipun badan saya kekar, tapi aslinya saya ini takut sama istri. Jadi, waktu kemarin istri saya lagi ke luar rumah dan menyuruh saya untuk nyetrika baju. Pada saat saya lagi dalam nyetrika, tiba-tiba ada telpon masuk. Karena saya kira telpon itu dari istri saya, maka saya refleks mengambil telpon dan mengangkatnya, tapi sialnya adalah yang saya angkat itu bukan telpon, tapi adalah setrika. Saya menempelkan setrika panas ke telinga kanan saya dok.
Dokter: Hmm, saya paham sih gimana rasanya takut sama istri. Terus telinga yang bagian kiri kenapa mas
Kekar: Nah itu dia dok. Ternyata telpon yang pertama itu gak jadi saya angkat karena saya kesakitan. Nah malah tiba-tiba ada yang nelpon lagi, yaudah saya angkat lagi pake telinga kiri.
Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan menempelkannya ke muka pria kekar tersebut
TEKS 5
Kereta dan Tukang Kupat Tahu
Pada suatu hari yang cerah ceria, ada seorang tukang kupat tahu berdagang di depan SMA 1 Ciamis dari pagi hingga siang (sudah terbiasa jualan). Pada jam 12 siang, biasanya dia menyusuri rel kereta sebagai jalan pintas untuk pergi ke lokasi dagang berikutnya, yaitu Pasar Induk.Namun hari itu kebetulan dagangannya sudah habis oleh pembeli, dan si pembeli yang terakhir adalah membeli kupat tahu di pinggir rel kereta. Selesai melayani si pembeli terakhir itu, tukang kupat tahu itu membersihkan piring bekasnya menggunakan kain lap berwarna merah, kemudian mengeringkan lapnya dengan cara dikibars-kibarkan.
Nah secara kebetulan, saat itu ada kereta yang sedang melintas. Karena si masinis melihat ada tanda merah dikibar-kibarkan dari jauh, maka masinis pun kaget dan kemudian menginjak rem keras-keras. Dia kira ada sesuatu yang darurat yang membahayakan. Akhirnya kereta pun berhenti tepat di samping tukang kupat tahu itu.
Masinis: Wah ada apa ini pak?
Tukang Kupat Tahu: Gak ada apa-apa pak cuma tinggal bumbunya saja.
Kemudian si masinis itu turun dan memukuli si tukang kupat tahu.
TEKS 6
Salah Siapa
Pada suatu hari dimana merupakan hari pertama aku masuk sekolah tinggi berbasis adiwiyata, aku sangat senang dan kagum. Kenapa? Karena yang pertama aku lihat adalah sebuah pintu gerbang megah dengan hiasan logo dan tulisan nama sekolah.Beberapa langkah setelah melewati pintu gerbang itu, mataku masih saja terpana dengan pemandangan taman, gedung-gedung, lahan parkir kendaraan, dan aula yang megah dan terkesan mewah.
Namun setelah masuk lebih dalam di lingkungan sekolah itu, aku kagum karena melihat sebuah pemandangan yang berbeda dari yang pernah aku lihat. Disitu aku melihat tumpukan sampah di setiap ujung-ujung kelasnya. Tidak hanya di dalam kelas saja, namun di ruangan guru juga ternyata banyak sampah berserakan.
Suatu hari aku pernah sekali menegur temanku karena dia suka banget buang sampah sembarangan.
“Woy, kalau buang sampah jangan sembarangan dong! Ini kan sekolah adiwiyata, lu nggak malu apa sama gelar sekolah ini?!”.
Teman aku pun menjawab, “Halahh, yang punya gelar adiwiyata kan sekolahnya bukan siswanya, jadi plis slow aja!”.
Ini jawaban paling ngeselin sepanjang masa, haduh bikin males aja. Kemudian pernah juga ada sebuah keadian yang sangat mencengangkan. Kejadian ini terjadi pada saat ujian tengah semester sedang berlangsung, dimana ada seorang guru menemukan ada salah satu lembar jawaban ujian siswanya yang masih bersih dan sama sekali tanpa sebuah coretan sedikitpun kecuali pada bagian nama dan nomor induk.
“Loh kok kenapa lembar jawaban kamu masih kososng begini?”, tanya bu guru.
Si murid itu pun menjawab dengan pelan dan sambil senyum pede, “Nah kan justru itu bu, sekolah kita ini kan sekolah yang memilik gelar adiwiyata, ya otomatis segala sesuatunya harus bersih semua”, jawab si murid.
Kemudian guru pun kesurupan.
TEKS 7
Mencuri Sandal
Pada suatu pagi, Kokom sedang asyik menikmati makan soto madura di
warung makan tempat favoritnya. Setelah merasa kenyang, Kokom pun langsung
berdiri dan bersegera untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang, Kokom tertimpa suatu musibah yaitu kecelakaan
karena kena serempet oleh sepeda motor yang sedang ugal-ugalan. Dan akibat dari
kecelakaan itu, akhirnya sandal Kokom pun putus.
Dengan terpaksa, Kokom pun berjalan kaki dengan tanpa memakai sandal. Kemudian karena jarak rumahnya sangat jauh, akhirnya dia memilih untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal baru. Namun, apa boleh buat, ternyata setelah membuka dompet, jumlah uangnya tidak cukup.
Dikarenakan jumlah uang yang tidak cukup, kemudian Kokom pun berniat untuk mencuri sandal di masjid yang lokasinya tidak begitu jauh dari toko sandal tersebut.
Kokom akan mencuri sandal yang paling bagus yang ada di masjid tersebut. Dia kemudian duduk di teras masjid sambil juga melihat-lihat sekitar dan melihat setiap orang yang akan masuk ke masjid. Sehingga saat nanti target incarannya sedang sibuk beribadah, maka ia segera mengambil sandal tersebut.Beberapa waktu kemudian, keadaan aman, sehingga aksinya pun berlangsung lancar dengan tanpa adanya hambatan.
Kokom pun sukses mendapatkan sandal yang yang paling bagus diantara semua sndal yang ada di masjid tersebut, sandal itu berwarna hitam yang merupakan warna kesukaannya. Namun secara tidak terduga, si pemilik sandal ternyata mengetahui kalau Kokom sudah mencuri sandalnya.
Hingga akhirnya langsung saja secara spontan si pemilik sandal berteriak dan mengejar Kokom. Malang sekali nasib si Kokom ini, perutnya yang buncit membuat dia tidak bisa untuk lari sekencang mungkin, hingga akhirnya Kokom pun ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.
Setelah dilaksanakan pemeriksaan dan penyelidikan, Kokom dijatuhi hukuman berupa pasal pencurian, dan kasusnya ini akan disidangkan pada satu minggu depan. Malang sekali si Kokom, hanya karena hal sepele saja bisa membuat dia dibawa ke hadapan meja hijau.
Singkat cerita akhirnya tiba juga di hari persidangan, Kokom pun duduk dan berada di kursi tersangka dengan mukanya yang terlihat terus menunduk.
Hakim: “Baiklah, Kokom, usia 19 tahun, sudah terbukti mencuri sandal yang berharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenai hukuman selama 5 tahun penjara”.
Kokom: “Looh? Pak, ini tidak adil bagi saya pak, kenapa hukuman yang saya terima ini sangat lebih berat jika dibandingkan dengan para koruptor di luar sana?”.
Kemudian sang hakim pun menjelaskan ke si Kokom bahwa ia telah mencuri sandal, maka dia telah merugikan seseorang dengan nilai kerugian sebesar 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi dengan mengambil duit 2 miliar, maka ia sama saja telah merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah jika dihitung-hitung, koruptor itu hanya membuat kerugian sebesar 10 rupiah saja untuk setiap orang rakyat Indonesia. Sehingga kerugian karena aksi mencuri yang dilakukan oleh Kokom lebih besar dibandingkan dengan aksi korupsi yang dilakukan oleh para koruptor.
TEKA 8
Calon Anggota MPR
Pak Kadi dan Pak Dadang adalah salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri sebagai anggota MPR. Kemudian suatu ketika ketika mereka sudah selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU, mereka pun menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah warung yang berada di dalam gedung tersebut.
Pak Kadi: Apa yang akan kamu lakukan kalau nanti kita terpilih menjadi anggota MPR?
Pak Dadang: Saya akan menjadi anggota MPR yang memperjuangkan aspirasi rakyat. Kenapa? Karena dari awal kita sudah dititipi aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil rakyat kita harus menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera, masyarakat yang adil, serta masyarakat yang aman.
Pak Kadi pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Dadang itu. Namun setelah itu Pak Kadi menambahkan satu pertanyaan lagi.
Pak Kadi: Terus apa pendapatmu tentang korupsi?
Pak Dadang: Korupsi itu menurut saya adalah suatu tindakan yang tidak memiliki moral yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun termasuk kita sebagai wakil rakyat yang telah diberikan amanah oleh rakyat. Tentunya hal ini bertujuan agar kelak nanti kita bisa menciptakan masyarakat yang sejahtera secara keseluruhan. Jika saya menjadi anggota MPR nanti saya akan membuat hukuman yang cocok bagi para pelaku koruptor, yaitu hukuman mati. Cara tersebut menurut saya akan membuat dampak jera bagi oknum-oknum yang ingin melakukan korupsi. Mendengar jawaban dari Pak Dadang tersebut, entah kenapa Pa Kardi malah tertawa terbahak-bahak, lalu ia berkata:
Pak Kadi: Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim?
TEKS 9
Wakil Rakyat
Malam hari saat ada hujan gerimis, di sebuah pos ronda ada dua orang pemuda sedang berbicang-bincang.
Dudung: Sekarang yang namanya wakil rakyat itu bukannya menyejahterakan rakyat tapi malah menyejahterakan diri sendiri.
Indra: Dan yang lebih parahnya lagi yaitu banyak yang terlibat kasus korupsi.
Dudung: Parah memang bro. Sekarang rakyat makin susah, dan
wakil rakyat malah makin makmur. Banyak rakyat yang hanya bisa hidup di
jalanan, sementara wakil rakyat pada hidup dan tinggal di rumah mewahnya.
Betapa sejahtera sekali mereka yang duduk di kursi DPR.
Indra: Tapi bro, kalau dipikir-pikir sih wakil rakyat itu berarti mewakili rakyat.
Dudung: Ya memang.
Indra: Mereka kan mewakili rakyat. Artinya, rakyat mau kaya, sudah diwakili sama wakil rakyat. Rakyat mau punya rumah mewah, sudah diwakili sama wakil rakyat. Bahkan, rakyat yang mau berantem pun sudah diwakili sama mereka.
Dudung: Hahaha, tapi yang berantem itu maksudnya apa?
Indra: Ituloh, waktu sidang kan mereka tidak jarang pada berantem.
Dudung: Hahaha bener juga bro.
TEKS 10
Kantin Sekolah
Suatu hari di suatu sekolah atau lebih tepatnya di dalam kelas, sebelum mengawali pelajaran, ada seorang Ibu guru yang sedang mendata kehadiran anak-anak muridnya.
Guru: Dara?
Dara: Hadir bu!
Guru: Gagan?
Dara: Tidak tahu bu,
paling si Gagan masih ada di luar kelas Bu
(Tidak lama kemudian, datanglah Gagan masuk ke dalam kelas)
Gagan: Minta izin bu, apakah saya ini boleh masuk kelas?
Guru: Kamu habis dari mana aja Gagan kuh?
Gagan: Saya abis beli makanan di luar sekolah Bu, maaf
Guru: Loh, kan kita punya kantin sendiri. Terus ngapain kamu perlu ke luar sekolah segala?
Gagan: Iya Bu, tapi kan
kantinnya mirip gudang, kecil, dan kotor.
(Semua murid pun akhirnya tertawa menyimak pernyataan Gagan tersebut)
Guru: Kamu itu, masih mending sekolah ini punya kantin sendiri. Eh tapi kamu ada benarnya juga sih. Karena memang kantin di sekolahan kita ini udah agak kurang dijaga kebersihannya.
TEKS 11
Modal Huruf Doang
Pada suatu hari ada seorang guru di sebuah sekolah dasar yang sedang bertanya kepada seorang muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf.
Pak guru bertanya pada Dani tentang sudah berapa huruf yang Dani hafal, kemudian Dani menjawab bahwa ternyata dia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C.
Setelah mendengar jawaban dari Bobi tersebut, pak guru pun bingung dan bertanya kembali kepada Dani kenapa dia hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja.
Lalu Dani menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja Dani bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut, kemudian pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara “benar juga”.
TEKS 12
Tes Uji Coba
Seorang Ibu guru bernama Yeyen sedang memberikan pelajaran IPA kepada para siswa da siswinya.”Anak-anak, dengerin ya, segala sesuatu itu harus kita teliti agar bisa dilihat tentang kebenarannya”, terang Bu Yeyen kepada muridnya dengan antusias dan penuh semangat karena masih tanggal muda.
“Wah, itu teorinya termasuk juga ketika pacaran ya Bu?”, ujar salah seorang siswanya.
“Ah kamu ini pikirannya kok ngeres mulu sih nak, ya nggak boleh lah, dosa tuh namanya. Harusnya kan nikah dulu baru deh nyoba, jangan coba-coba dulu baru nikah”, kata Bu Yeyen.Mata Riki melotot, “Lah kan tadi ibu bilangnya semua hal harus dicoba dulu? wkwkwkwk” Jawab Riki dengan nada ngeyel.
“Pokoknya kamu nggak boleh kayak gitu ya. Itu adalah perbuatan dosa dan tercela”, kata Bu Yeyen.
“Ya nggak dosa dong bu, kan uji coba bikin teh tarik, nah rasanya enak apa enggak gitu loh Bu. Ah pikiran ibu nih ternyata yang ngeres”, Jawab Riki.
“Buset dah ini anak kampret amat yak? Anak siapa lu tong?”, Jawab Bu Yeyen dalam hatinya.
TEKS 13
Pak Dora dan Lomba Renang
“Anak-anak, dengerin Bapak ya, sekarang berkumpul sama kelompok renang kalian sesuai keahlian”, pengumuman dari pak Dora.
Kemudian semua siswa dan siswi pun segera berkumpul dan membentuk kelompok yang terdiri dari
- kelompok gaya dada.
- kelompok gaya punggung.
- kelompok gaya bebas.
- kelompok gaya kupu kupu.
Namun ada satu orang
siswi yang tidak ikut dalam kelompok.
“Yuni, kok kamu kenapa nggak masuk ke kelompok manapun?”, tanya pak Dora.
“Hmm anu pak, saya bikin kelompok sendiri aja deh ya pak.. tapi….”, Yuni menjawab dengan ragu-ragu.
“Anu, eh tapi apa?”, tanya pak Dora.
“Tapi pada nggak ada yang mau gabung pak, soalnya kelompok renang saya namanya gaya batu. Hehehehe” Jawab Yuni.
TEKS14
Sedekah
Diceritakan pada suatu hari ada seorang pengemis tua yang sedang meminta sedekah ke seorang anak muda, anggap saja anak muda tersebut adalah seorang mahasiswa.
Pengemis: Mas, bapak minta sedekahnya dong
Mahasiswa: (Sambil menggigit HP kemudian ia mengambil dan membuka dompetnya dan mengambil uang 10 ribuan) Ini pak, kembaliin 5 ribu ya pak.
Pengemis: Oke, ini mas kembaliannya, dengan menjulurkan mangkuk yang isinya uang semua.
Mahasiswa: Loh pak, kok kembaliannya 7 ribu?
Pengemis: Tidak apa-apa mas, itung-itung saya juga sedekah sama mas.
TEKS 15
Penjual Roti Keliling
Pada suatu hari, ada seorang penjual roti keliling dan kebetulan sedang ada di depan rumah, kemudian teman saya si Komar memanggil si penjual roti tersebut. Tidak lama kemudian, si penjual roti pun datang dan menghampiri kita yang sedang ngobrol-ngobrol manja di depan rumah.
Komar: Ada Roti apa aja nih bang?
Penjual Roti: Wah banyak dek, ada berbagai macam rasa
Komar: Oh, kalau yang ini rasa apa bang?
Penjual Roti: Yang itu sih rasa rambutan dek
Komar: Kalau roti yang ini bang?
Penjual Roti: Kalau yang itu rasa stroberi dek, wah mantep tuh yang itu
Komar: Hmm bentar, kalau yang ini gimana bang?
Penjual Roti: Itu rasa mangga dek
Komar: Lah dari tadi saya nanya jawabannya malah nyebutin buah-buahan terus, rotinya mana bang? Abang ini jualan apa sih? Roti atau buah? Gak konsisten amat bang. Kalau begini sih saya gak jadi beli deh bang.
Penjual Roti: *Hening*Kemudian si penjual roti tersebut kejang-kejang lalu pingsan mendadak.
TEKS 16
SEBUAH NASEHAT ORANG TUA
Malam hari adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga inti, sekedar menonton televisi bersama atau mengobrol santai tentang pengalaman guru adalah guru terbaik. Malam itu ayah memberikan nasehat kepada Rani dan Toni bahwa di dalam hidup mereka harus banyak belajar banyak hal serta rajin bergaul dengan siapapun baik di sekolah maupun di lingkungan masayarakat.
Toni : “Ayah kenapa kita harus banyak belajar dan memperluas wawasan kita?”
Ayah: “Karena sekarang belajar tak hanya dari guru di sekolah. Kita bisa memperluas wawasan dari televisi, buku, internet dan teman di sekitar kita. Sekarang bukan zamannya guru menjadi sumber utama, kalian harus banyak memperluas pertemanan juga”.
Rani: “Lalu apa gunanya dari kita memperluas wawasan dan pertemanan itu yah?”
Ayah : “Karena memelalui berbagai hal tersebut, kita dapat menambah pengalaman. Ada pepatah Pengalaman adalah guru yang paling baik, karena tidak pernah memberikan Pekerjaan Rumah (PR).
TEKS 17
WANITA MURAHAN
Perbincangan beberapa gadis muda pada suatu sore yang sedikit mendung, mengenai cewek murahan yang lagi trend. Beberapa hari terakhir, kabar beredar mengenai anak tetangga baru yang bernama Bunga. Memang Bunga adalah cewek cantik, tinggi, seksi tak heran banyak cowok yang mengejarnya. Namun gosip yang beredar ia adalah cewek nakal yang mau dengan siapapun, asalkan ada duit.
Baca Juga: Sistem Reproduksi Aseksual Pada Hewan (Tunas, Fragmentasi, Membelah Diri)
Eni : “Maukah kalian jadi cewek murahan begitu demi duit?”
Wina: “Ogahh, amit-amit deh”.
Tita: “Tapi jangan salah sangka dulu, cewek murahan itu gak sembarangan lho. Biasanya mereka memiliki semboyan hidup”.
Etika: “Hah? Emang gitu ya?”.
Emi : “Lalu apa semboyannya si Bunga?”.
Tita: “Biasanya sih semboyannya Mangkal Pangkal Kaya. Semakin sering mangkal semakin kaya”.
TEKS 18
Pemuda Kikir
Kakek Pengemis : “Nak, berilah sedekah, Nak,” pinta pengemis itu.
Pemuda : “Tolong kembalikan lima ribu itu, Kakek,” katanya.
Kakek Pengemis :'Ini, Nak, kembaliannya.'
Pemuda :“Nah, Kakek, kok kembaliannya sembilan ribu, itu banyak?” tanya pemuda itu heran.
Kakek :'Oh, tidak apa-apa, Nak. Anggap saja saya sedang bersedekah.
TEKS 19
Kisah Pelajar Malas
Rendi pulang dari sekolah siang hari itu dengan wajah lesu, kemudian Ibu
bertanya tentang ulangannya.
“Bagaimana ulangannya, Rendi?” tanya Ibu.
“Rendi dapat 10 soal tapi cuma 1 soal yang jawabannya betul, Bu,” jawab Rendi.
“Gak apa-apa yang penting Rendi sudah isi semua soalnya,” ibu menghibur Rendi.
“Maksudnya, Rendi cuma mengerjakan satu soal dan yang sembilan lagi enggak,”
tutur Rendi takut dan wajah Ibu jadi memerah.
TEKS 20
Cerita Pelajar Sekolah Internasional
Pada suatu hari di SMP negeri “Makau Timur”, ada seorang guru yang memberi tahu muridnya bahwa sekolah mereka segera berubah statusnya menjadi sekolah bertaraf Internasional.
Bu Guru: “Anak-anak, ada kabar yang bahagia untuk
kita semua.” Sekolah kita, tidak lama lagi akan berubah menjadi SBI (Sekolah
Bertaraf Internasional). Untuk menyambut ini, ibu mau tanya persiapan apa yang
sudah kalian lakukan?.”
Jona: “Belajar bahasa inggris lebih tekun
bu, biar bisa lancar berbicara dalam bahasa inggris.”
Bu Guru: “Bagus.. kalau kamu Dina?”
Dina: “Mempersiapkan uang, Bu.”
Bu Guru: “Loh, kok uang?”
Dina: “Iya, bu guru. Soalnya kalo status sekolah
kita sudah SBI, pasti lebih mahal bayar sekolahnya daripada sekolah biasa.
Pasti nanti ada iuran untuk bayar ini itu.
Bu Guru: “Sinis sekali jawabanmu, Dina! Begini
loh, kalau sudah SBI artinya sekolah kita setara dengan sekolah di luar negeri.
Jadi kalian kaya lagi sekolah di luar negeri,” guru itu menjelaskan.
Dina: “Tapi bu, menurut saya SBI itu adalah
Sekolah Bertarif Internasional bukan Sekolah Bertaraf Internasional.”
TEKS 21
MENINGGAL DULUAN
Suatu ketika di rumah sakit terjadi percakapan ringan antara perokok dan perawat. Obrolan ringan tersebut memuat tentang pasien rumah sakit yang sebagian besar bukan perokok. Mereka berdiskusi tentang siapa yang meninggal duluan? Perokok ataukah bukan perokok.
Baca Juga: 4 Contoh Teks Anekdot Korupsi Lucu
Perokok : “Kamu tahu tidak mengapa sebagian besar pasien di rumah sakit itu dirawat bukan karena asbab mereka merokok?”
Perawat : “Loh, kenapa bisa begitu? Bukankah perokok itu lebih berpotensi
terkena berbagai macam penyakit? Hmm, kalau saya perhatikan sih pasien di rumah sakit ini sebagian besar bukan perokok.”
Perokok : “nah, itu tandanya kalau merokok ataupun tidak ya sama saja. kalau sudah takdirnya sakit ya sakit saja.”
Perawat : “(diam dan berpikir sejenak)”
Perokok : “hei. Kamu ini di ajak diskusi kok diam saja. jawab dong! Kenapa kebanyakan orang yang sakit itu bukan perokok? Justru perokok seperti saya ini masih bisa beraktivitas apa saja.
Perawat : “Saya tahu kenapa kebanyakan pasien di rumah sakit ini bukan perokok.”
Perokok : “kenapa coba?”
Perokok : “Para perokok tidak perlu di rawat ke rumah sakit, karena ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, mereka sudah meninggal duluan pak.”
TEKS 22
Mau Jadi DPR
Ini cerita tentang seorang murid yang sering telat.
Guru: Kamu itu kalau berangkat sekolah sering telat. Apa kamu tidak punya jam di rumah?
Reza: Punya, Pak.
Guru: Terus kenapa kamu terlambat?
Reza: Bangun kesiangan, Pak.
Guru: Kalau kamu berangkat sekolah saja tidak disiplin, masuk sekolah terlambat terus, mau jadi apa kamu nanti?
Reza: Mau jadi anggota DPR, Pak.
TEKS 23
Wakil Rakyat
Menjadi wakil rakyat merupakan impian dari sebagian orang. Selain mendapatkan gaji, para wakil rakyat juga mendapat tunjangan dari negara. Banyak wakil rakyat memiliki mobil mewah dan mobil mewah. Ironisnya, masih banyak rakyat yang hidup dalam kesusahan. Tapi, wakil rakyat adalah pilihan. Seperti namanya, wakil rakyat mewakili rakyat. Rakyat ingin punya mobil, sudah diwakili sama wakil rakyat. Rakyat ingin jalan-jalan ke luar negeri, sudah diwakili oleh wakil rakyat. Rakyat ingin punya rumah bagus, sudah diwakili sama wakil rakyat.
TEKS 24
Kena Tilang
Jika sedang ada razia, polisi tak segan-segan untuk menilang para pengendara motor bila tidak mematuhi peraturan. Orang yang kena tilang harusnya mengikuti pengadilan. Namun, seringkali polisi menyediakan cara instan, yaitu dengan membayar sejumlah uang.
Polisi: Selamat siang.
Herman: Siang.
Polisi: Apa Saudara tahu kesalahan saudara?
Herman: Saya tidak pakai helm.
Polisi: Kenapa kamu tidak pakai helm?
Herman: Rumah saya dekat, Pak.
Polisi: Mau jauh atau dekat, Saudara harus pakai helm kalau naik motor, apalagi di jalan raya. Sekarang tunjukkan SIM dan juga STNK kamu.
Herman: Ini, Pak. SIM, STNK, dan ini uang Rp50.000.
TEKS 25
Salah Arti
Seorang dosen fakultas hukum di suatu Universitas, sedang memberi kuliah tentang hukum pidana. Setelah memaparkan materi, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi itu si Dadang bertanya pada dosen, "Pak kalau kepanjangan dari KUHP itu apa?".
Lalu, dosen tidak
menjawab, malah dilemparkannya pada si Andre, dan berkata:
"Saudara Andre, coba bantu saya untuk
menjawab pertanyaan dari temanmu saudara Dadang!".
Dengan tegas si Andre menjawab, "Kasih Uang
Habis Perkara, Pak!" jawab Andre sambil berdiri.
Mahasiswa lain yang ada di kelas pun tentu
tertawa, sementara pak dosen geleng-geleng kepala, sambil menambahkan
pertanyaan si Dadang.
"Saudara Andre, dari mana saudara tahu jawaban itu?" kata si dosen, sambil menatap arah Andre.
Pertanyaan tersebut dijawab Andre pula dengan tegas. "Peribahasa Inggris mengatakan 'Pengalaman adalah guru yang terbaik' begitu, Pak!" seisi kelas tertawa. Kemudian, 5 menit kemudian tawa itu mereda dan kelas kembali tenang.
Dari contoh contoh teks anekdot beserta strukturnya di atas, informasi yang dijelaskan diceritakan secara berurutan. Kelucuan teks anekdot ada pada saat Andre menjawab tentang arti KUHP menurutnya. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri dan tujuan dari teks anekdot tentunya.
TEKS 26
Salah Tangkap
Dalam sebuah persidangan puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. "Apakah benar, "bahwa Anda menerima Rp 1 triliun untuk berkompromi dalam kasus ini?" .
Lalu, saksi menatap keluar jendela, seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. Pengacara pun mengulang pertanyaannya "Bukanlah benar bahwa Anda menerima Rp 1 triliun untuk berkompromi dalam kasus ini?".
Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa!"
"Oh, maaf." ungkap saksi. Saksi pun panik sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia (Jaksa) tadi berbicara dengan Anda pak Hakim".
TEKS 27
Naik Mobil Mewah, Kok Pinjam Uang Sih?
Seorang wanita
masuk bank dan berkata Ia ingin pinjam US$ 400 ribu selama 6 bulan. Kemudian,
Ia menjaminkan mobil mewah Rolls Royce miliknya dan meminta bank menahan
mobilnya itu sampai utangnya lunas. Enam bulan kemudian, orang itu kembali ke
bank, membayar US$ 400 ditambah US$10 bunga, dan mengambil kembali mobil
Rollnya.
Lalu, petugas pinjaman bertanya kepadanya.
"Mengapa orang yang mengendarai Roll Royce perlu pinjaman US$ 400 ribu?
Wanita menjawabnya, "Saya harus ke Eropa selama 6 bulan dan di mana lagi saya dapat menitipkan Rolls selama itu hanya US$10?".
Dengan cepat, si petugas bank melongo kemudian tertawa mengakui kecerdikan si pemilik Roll Royce itu.
TEKS 28
Tenda Hilang
Justin dan Harry sedang mengikuti perkemahan musim semi. Di tengah malam, Justin terbangun dan membangunkan Harry.
"Hush.. Harry.. lihat ke langit dan katakan apa yang kamu lihat".
"Saya melihat jutaan bintang, Justin", kata Harry.
"Dan apa kesimpulannya, Harry?" Harry berpikir sejenak.
"Baik, berdasarkan astronomi, ada jutaan galaksi dan mungkin miliaran planet. Menurut astrologi, saya mengamati bahwa planet Saturnus berada di dalam Leo. Sementara menurut horologi, saya menyimpulkan bahwa waktu mendekati tiga seperempat pagi, menurut meteorologi, saya kira besok harinya bagus. Menurut teologi, saya lihat bahwa Tuhan Maha Kuasa dan kita begitu kecil tak berarti. Menurutmu sendiri apa, Justin?" tanya dia.
"Harry, tenda kita dicuri orang!" ungkap Justin, sambil menepuk dan memegang bahu Harry.
Keduanya pun baru menyadari, bahwa tendanya dicuri hingga panik kesana kemari mencari tendanya. Demikianlah cerita berakhir.
TEKS 29
"Salurkan Hobi, Ditempat yang Salah"
Pada suatu hari, ada seorang pria petugas kebersihan yang sedang menyapu di pinggir jalanan kota. Tiba-tiba dari arah Barat, ada pengendara mobil yang melemparkan botol plastik, keluar kaca jendela mobil.
Petugas itu pun kesal, akhirnya ia pun menghentikan kegiatan menyapunya dan berteriak kencang.
"Woy.. kalo buang sampah liat-liat dong, jangan buang sampah seenaknya mentang-mentang pakai mobil, hargai saya, nggak liat kalau saya lagi kerja!".
Lalu, mobil itu pun berhenti, dan keluarlah seorang pria berpenampilan rapih berkemeja dan berdasi. Akhirnya, petugas kebersihan memilih untuk menghampiri orang itu.
"Pak, bisa kagak sih kalo buang sampah nggak di jalan? Ini saya susah bersihinnya tau yeh!" kata petugas dengan perasaan kesal.
"Sebelumnya
maaf Pak, saya tadi tidak bermaksud gitu" jawab pria itu berdasi itu.
"Masih aja ngeles lu, alasan padahal udah
ketahuan" lanjut petugas kebersihan
"Jadi gini Pak, saya ini hobi main basket, dan saya tadi sedang mencoba latihan dengan melempar botol ke tong sampah di sana" jawab pria berdasi menjawab sambil menunjuk tong sampah didekatnya.
Akhirnya petugas kebersihan meninggalkan pembicaraan sambil bergumam dan berbicara dalam hati.
"Duh,
orang kaya ada-ada aja ye, dasar orang-orang zaman sekarang tambah aneh
aja".
TEKS 30
Mengajari Adik Berenang
Pagi hari di sebuah kolam renang, seorang kakak sedang mengajari adiknya berenang.
"Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ka," kata sang adik.
"Kakak akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah dik," jawab sang kakak.
Mendengar hal itu, sang adik pun gembira. Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang kak tampak bersedih, sementara sang adik tampak gembira.
"Terima kasih kak, akhirnya kakak bisa mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa kakak bersedih?" tanyanya.
"Yang kamu kuasai itu gaya batu, dik!" pungkas sang kakak.
TEKS 31
Muka Pejabat
Reuni berlangsung di sekolah Pancasila. Jaja bertanya pada Ucup: "Wah, kamu jadi pejabat, ya?".
"Kok tahu kamu?", tanya Jaja.
Lalu Ucup menjawab, "Ya, tahulah...wajahmu kan terlihat seperti gambar uang".
Mereka
pun tertawa bersama, dan hanyut dalam suasana gembira.
TEKS 32
"Maling Sendal Vs Koruptor"
Pada suatu pagi, Caca sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Caca pun bergegas untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang, Caca terserempet oleh sepeda motor yang melaju ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Caca putus. Terpaksa, Caca berjalan kaki tanpa menggunakan sandal.
Rumahnya Caca jauh, jadi ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi apa daya, Caca tidak punya uang yang cukup untuk membelinya.
Karena uangnya tidak cukup, Caca pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid dekat dengan toko tersebut. Caca hendak mengambil sandal bagus, yang ada di masjid itu. Sambil duduk diteras masjid, Caca memperhatikan setiap orang masuk ke masjid.
Jadi ketika targetnya sedang beribadah, Ia bisa segera mengambil sandal incarannya. Ternyata aksinya berjalan dengan lancar, Caca berhasil mendapatkan sandal berwarna merah yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Caca telah mencuri sandalnya.
Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Caca. Apesnya Caca, tidak bisa berlari kencang. Lalu, Caca pun ditangkap dan dibawa ke kantor polisi terdekat. Setelah dilakukan penyelidikan, Caca divonis dengan pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan 2 minggu lagi. Sial sekali bagi Caca, cuma karena mencuri sandal membuatnya harus terseret ke persidangan.
Singkat cerita,
hari persidangan pun tiba, Caca duduk di kursi tersangka dengan wajah
tertunduk.
Hakim: "Baiklah, Caca, umur 28 tahun, telah
terbukti telah mencuri sandal seharga Rp 50 ribu . Dengan ini, Anda dihukum
selama 5 tahun penjara".
Caca: "Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?"
Kemudian, hakim memberikan penjelasan kepada Caca, bahwa ia mencuri sandal sehingga merugikan seseorang Rp 50 ribu. Sedangkan para koruptor mencuri uang Rp 2 miliar, sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Nah kalau dihitung, koruptor hanya merugikan Rp 10 rupiah saja setiap orang. Jadi, kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Caca lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.
TEKS 33
Tak Punya Latar Belakang Jadi Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang unik. Dalam situasi genting, ia pun masih bisa sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan. Seperti yang dituturkannya ke Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pada saat itu, saat diinterview salah satu televisi swasta.
"Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," kata Pak Mahfud.
Tak disangka, jawaban Gus Dur saat itu pun tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tak perlu memiliki latar belakang presiden kok," kata Gus Dur dengan santai.
Lalu,
Pak Mahfud MD pun tidak sanggup berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau
nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," tutup Pak
Mahfud.
TEKS 34
Obrolan Presiden Saat di Pesawat
Gus Dur merasa bosan dan mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Kali ini Gus Dur mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) dan Perancis pada saat itu, untuk terbang bersama Gus Dur untuk berkeliling dunia.
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka. Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, "Wah kita sedang berada di atas New York!"
TEKS 35
Gus Dur pun menanggapi dan berkata, "Lho kok bisa tahu sih?"
"Ini patung
Liberty kepegang!" jawab Bill Clinton dengan bangganya.
Tidak mau kalah, Presiden Perancis saat itu,
Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!" dengan sombongnya.
"Wah... kok bisa tahu juga?", saut Gus Dur.
"lni menara Eiffel kepegang!" jawab presiden Perancis.
Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tahu sih?" tanya Clinton dan Chirac heran, karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.
"Ini
jam tangan saya hilang.." jawab Gus Dur dengan bernada kalem.
TEKS 36
Mencuri Buah
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Sayangnya, siang hari ini tidak ada kepulan asap di dapur mereka. Adi anaknya yang sudah beranjak remaja itu sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah, siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan kepadanya dengan memberi makan.
Namun, tak ada seorang pun yang belas kasihan kepadanya. Akhirnya, Adi punya akal dengan mencuri buah durian milik tetangga yang kikir itu. Adi pun pulang ke rumah membawa sebuah durian.
Ibunya pun senang melihat kedatangan anaknya yang membawa sebuah makanan, yakni buah durian. Ibu memuji Adi. "Lain kali lebih banyak, ya, Nak bawanya! Jangan hanya satu!", kata ibunya dengan polos.
Besoknya, pun pergi
ke kebun. Diambilnya dua buah durian. Tapi naas bagi Adi, ada segerombolan
warga yang sudah menghadangnya. Akhirnya, Adi dihakimi oleh massa.
"Ini bukan keinginan saya, tapi keinginan
ibuku di rumah" Adi menjerit kesakitan.
"Bagaimana warga, apakah kita lanjutkan
hukuman ini!" kata kepala kampung.
"Lanju sajat, hajar dia, sampai dia kapok
Pak!" seru warga.
Ibu Adi pun hanya bisa melihat anaknya yang malang itu dihakimi massa. Setelah warga puas melampiaskan amarah, ibu Adi datang memeluknya Adi. Tapi, Adi malah memukul ibunya. Sontak, ibunya jatuh tersungkur di tanah.
"Kenapa ibu
dulu tidak memarahiku ketika aku mencuri pertama kali. Sekarang aku dipukuli
sampai seperti ini. Ya Allah, hukumlah Ibu yang tidak menyayangi anaknya!"
rintih Adi.